Setelah melakukan aktivitas pendidikan yang padat di Belanda,
rombongan Guru Favorit Jambi Ekspres 2013, kami bawa berkeliling melihat
kehidupan dan sejarah negara-negara lain di Eropa Barat, Perjalanan
berikutnya adalah ke Negara Belgia dan Perancis, meski berada di daratan
yang sama dengan Belanda, namun terdapat perbedaan yang besar dalam
kehidupan dan lingkungannya.
BELGIA adalah negara yang sempat kami hampiri sebelum menuju
Perancis. Sungguh, Belgia yang sering kita lihat di televisi dan berita
koran, sebagai negara yang hebat, maka kenyataannya, Belgia adalah
negara kecil. Luasnya saja hanya 30.528 km persegi dengan penduduk
sekitar 10,5 juta jiwa. Tentu saja Provinsi masih Jauh lebih luas
ketimbang Belgia yaitu 53.435 km2. Posisi Belgia berbatasan dengan
Perancis, Belanda, serta Laut Utara.
Terbiasa dengan pemandangan nyaman di Belanda, ketika memasuki
ibukota negara Belgia yaitu Brussels, ada perbedaan mencolok yang
terlihat. Selama di Belanda kami tak pernah menemukan tumpukan sampah,
sebaliknya, Belgia termasuk negara yang tidak terlalu bersih, setiap
sudut pertokoan banyak sekali sampah. Restoran-restoran yang ada di
Brussels juga tidak terlalu bersih.
Untuk urusan perekonomian, mata uang yang digunakan di Belgia sama
dengan di Belanda yaitu Euro. Belgia terkenal dengan kastil abad
pertengahan dan katedral Gothic. Sementara Antwerpen di Belgia merupakan
kota pelabuhan terbesar keempat di dunia dan menjadi salah satu kota
seni terkenal. Belgia juga dikenal sebagai negara multikultural dan
multibahasa.
Di Belgia pula, saya menemukan lebih banyak warga muslim ketimbang di
Belanda. Toko-toko asing juga ramai di sini, ada toko rempah India,
toko orang Arab, toko orang China, saya menangkap itu sebagai toko
mereka karena tulisan yang ada di depan bangunan bertulisan khas
masing-masing, penjaga dan pengunjungnya pun dari ras masing-masing.
Dari Den Haag Belanda, menuju Belgia tidaklah jauh, hanya empat jam
perjalanan untuk, hanya melihat sebentar, makan siang lalu melanjutkan
perjalanan di Perancis.
Menurut Marshall, Tourguide kami, pemerintah Belgia sangat
menganjurkan warganya memiliki anak, hal ini terjadi karena pertumbuhan
penduduknya sangat rendah. Jadi jangan heran, setiap warga negara Belgia
yang hamil lalu melahirkan, akan diberikan hadiah dan reward berupa
dana untuk biaya persalinan dari pemerintah. Besarannya beragam, 1000
Euro atau sekitar 16 juta Rupiah untuk anak pertama. Enaknya lagi,
setiap anak berhak atas tunjangan bulanan yang besarnya bervariasi.
Warga yang bisa memiliki empat anak, mendapat perlakuan lebih enak,
dibebaskan dari pajak. Sayang, iming-iming ini tak terlalu diminati,
sama dengan Belanda, di Belgia sedikit pasangan yang menginginkan
keturunan dengan alasan sibuk bekerja dan malas repot.
Kerna posisinya berdekatan dengan Belanda dan Perancis, Belgia tidak
memiliki bahasa keseharian sendiri, mereka dalam kehidupan dan aktivitas
resmi lebih banyak menggunakan Bahasa Belanda dan Perancis. Dalam
jadwal, kami tak menginap di Belgia, jadi tak sempat bertanya banyak
tentang warga Indonesia di Belgia, karena besok, di Perancis, kami sudah
dinanti oleh Atase Pendidikan Perancis pukul 15:00 sore, kini
perjalanan menuju Perancis pun kami lanjutkan dengan perkiraan waktu
tempuh sekitar 3 jam dari Kota Brussels. (Dona***)
Catatan Perjalanan Guru Favorit Jambi Ekspres ke Eropa (7)